Senin, 18 Januari 2016

Contoh Proposal Pemanfaatan dari Barang Bekas

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Tuntutan perekonomian di era sekarang ini mengharuskan setiap orang ataupun perusahaan berfikir kreatif dan efisien untuk mempertahankan eksistensinya dalam meghadapi persaingan global. Dalam perkembanganya, perekonomian di Indonesia juga telah berkembang industri kreatif diaman dalam pelaksanaanya kreatifitas dan inovasi adalah kunci utama untuk mejalankannya. Menurut Departemen Perdagangan  Republik Indonesia dalam buku “ Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025” (2008: 23), keberadaan sektor industri kreatif yang bermunculan diberbagai daerah di Indonesia memiliki kontribusi yang signifikan bagi perekonomian Indonesia, dapat menciptakan iklim bisnis yang positif, dapat memperkuat citra dan identitas bangsa Indonesia, mendukung pemanfaatan sumber daya terbarukan, merupakan pusat penciptaan inovasi dan pembentukan kreativitas, dan memiliki dampak sosial yang positif.
UK DCMS Task Force 1998, dalam buku Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025 (2008 : 4) menyatakan bahwa industri kreatif adalah industri-industri yang mana dengan memanfaatkan kemampuan masing-masing kreativitas individual, ketrampilan dan bakat yang berpotensi untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan kesejahteraan bagi para anggotanya dari generasi ke generasi melalui kemampuan daya cipta individu dalam industri itu sendiri. Ekonomi kreatif terdiri dari periklanan, arsitektur, seni, kerajinan, desain, fashion, film, musik, seni pertunjukan, penerbitan, penelitian dan pengembangan (R&D), perangkat lunak, mainan dan permainan, televisi dan radio, dan permainan radio (Howkinds John : 2002).
Menurut John Howkins dalam bukunya “The Craetive Economy, How People make Money from Ideas,” (Penguin Books, 2002) mengelompokkan 15 (lima belas) kelompok industri yang termasuk industri kreatif yakni 1) Advertising, 2) Architecture, 3) Art, 4) Craft, 5) Design, 6) Fashion, 7) Film, 8) Music, 9) Performing Arts, 10) Publishing, 11) R&D, 12) Software, 13) Toys and Games, 14) TV & Radio, 15) Video Games. Sedangkan Industri kreatif yang berbasis kreativitas oleh Departemen Perdagangan RI dikelompokkan menjadi empat belas sektor yaitu   periklanan, arsitektur, pasar seni dan barang antik, kerajinan, desain, fesyen, video, film dan fotografi, permainan interaktif, musik, seni pertunjukan, penerbitan dan percetakan, layanan komputer dan piranti lunak, televisi dan radio, riset dan pengembangan (Sumotarto Untung, 2010). Dari kedua teori pengelompokan tersebut ternyata memiliki kesamaan hanya berbeda pada poin toys and games yang dalam klasifikasi Howkins dijadikan satu kelompok.
Saat ini, jumlah penduduk tiap tahunnya semakin meningkat sehingga kebutuhan akan barang juga semakin meningkat. Karena meningkatnya permintaan konsumen sehingga memberi dampak bagi lingkungan berupa sampah yang tidak dapat digunakan lagi. Dampak tersebut pun ditimbulkan akibat aktivitas manusia sendiri yang akan menimbulkan banyak permasalahan dilingkungan ini. Seperti sampah atau limbah rumah tangga, limbah pabrik dan limbah cair, B3, dll.
Dari permasalahan-permasalahan yang telah ditimbulkan akibat sampah, maka kami tertarik untuk menggunakan Kotak CD bekas, Botol Plastik Bekas, & Kardus Telur Bekas menjadi barang yang serba guna lagi. Seperti yang kita kenal, Kotak CD bekas, Botol Plastik Bekas, & Kardus Telur Bekas merupakan sampah plastic yang sulit terurai. Oleh karena itu agar mengurangi sampah dilingkungan sekitar utamanya yang sulit terurai seperti Kotak CD dan Botol Plastik Bekas.
Kami mengambil judul ini karena kami melihat banyak Kotak CD bekas, Botol Plastik Bekas, & Kardus Telur Bekas tidak dapat digunakan lagi, maka timbul inspirasi untuk memanfaatkan Kotak CD bekas, Botol Plastik Bekas, & Kardus Telur Bekas tersebut menjadi barang yang berguna.
Dari sumber-sumber yang kami peroleh banyak karya-karya yang terbuat dari Kotak CD bekas. Misalnya, Kotak CD penahan botol, Kotak CD hiasan dinding dan Kotak CD lampu. Namun kami sangat tertarik untuk membuat karya Kotak CD sebagai dinding partisi karena menurut kami Kotak CD  manfaatnya lebih banyak dibandingkan karya-karya lain. Selain itu CD yang kami kumpulkan jumlahnya terbatas.
Selain itu kita juga membuat beberapa penemuan baru dalam hal teknologi bahan bangunan seperti pemanfaatan kardus telur bekas sebagai bahan material pengganti dinding luar bangunan yang menggantikan posisi kaca pada fasade bagunan. Pemilihan material ini sudah kami pikirkan matang – matang karena sebelumnya kami telah mengadakan penelitian dan uji coba seberapa layakkah kardus telur bekas ini untuk digunakan sebagai pengganti material dinding luar pada bangunan. Pemilihan bahan ini kami sudah mempertimbangkannya baik – baik karena celah – celah diantara kardus telur antara satu dengan yang lainnya (Apabila ditumpuk dari sisi yang terbalik) maka akan tercipta suatu ruang /  rongga yang bisa menyalurkan udara diantara celah – celahnya dan dicelah – celah tersebut cahaya juga dapat masuk, maka dari itu alasan kami untuk memilih material bahan ini karena angin dapat masuk dan cahaya dapat masuk apabila material ini diaplikasikan kedalam bangunan.
Pembuatan Botol Aqua Bekas sebagai pengganti material kaca pada jendela rumah tinggal diharapkan dapat menjadi sumber alternatif bahan dalam material bangunan, karena bahan material kaca pada bangunan sudah umum dan sering digunakan didalam bangunan rumah tinggal, maka dari itu kami berpikir bagaimana mengganti material kaca sebagai bahan alternatif pada jendela pada rumah tinggal. Pemilihan botol aqua bekas ini sebagai bahan alternatif pengganti material kaca mempunyai maksud dan tujuan khusus yaitu yang pertama botol aqua memiliki sifat yang transparant sama dengan kaca, yang kedua kuat terhadap air sehingga cocok digunakan sebagai bahan alternatif pengganti material kaca, yang ketiga botol aqua bekas ini memiliki jumlah yang banyak dan relatif murah bila kita membelinya ditempat – tempat pengepul barang bekas.
Pembuatan Kotak CD sebagai dinding partisi ini belum pernah dibuat oleh orang lain sebelumnya, disini kami mencoba untuk membuat karya yang baru serta inovatif dengan menambahkan beberapa elemen bahan sehingga tercipta suatu karya yang unik serta bermaanfaat bagi orang lain. Untuk itulah kelompok kami melakukan penelitian dengan judul Pemanfaatan Kotak CD bekas sebagai pengganti dinding partisi.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah
  1. Apakah Kotak CD bekas dapat dimanfaatkan menjadi sebuah elemen pengganti dinding partisi yang konvensional (dinding partisi buatan pabrik yang biasanya terbuat dari PVC)?
  2. Apakah Kotak CD bekas dan Kardus Telur Bekas dapat dimanfaatkan sebagai elemen pengganti dinding pada bangunan?
  3. Apakah Botol Aqua Bekas dapat digunakan sebagai bahan alternatif pengganti material kaca pada bangunan?
  4. Bagaimana proses pembuatan dinding partisi dari Kotak CD bekas?
  5. Bagaimana proses pembuatan botol Aqua bekas yang nantinya digunakan sebagai bahan material alternatif pengganti kaca pada bangunan?
  6. Bagaimana proses pemasangan kotak CD bekas dan Kardus Telur Bekas sebagai elemen pengganti dinding pada bangunan?
  7. Bagaimana proses pemasangan dan detail sambungan antara botol satu dengan yang lainnya?
  8. Apakah dampak atau efek yang ditimbulkan dari penggunaan kotak CD bekas sebagai elemen pengganti dinding pada bangunan?
  9. Apakah dampak dan efek yang ditimbulkan dari penggunaaan botol aqua bekas sebagai bahan alternatif pengganti material kaca pada bangunan?
  10. Apakah dinding partsisi dari Kotak CD bekas bermanfaat sebagai pengganti elemen dinding konvensional pada ruangan?
1.3  Tujuan
Tujuan dari penelitian ini antara lain :
  1. Untuk mengetahui pemanfaatan Kotak CD bekas menjadi material pengganti dinding parisi pada bangunan.
  2. Untuk memanfaatkan botol – botol aqua bekas yang seringkali tidak dimanfaatkan dengan baik sehingga dapat dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin.
  3. Untuk mengetahui proses pembuatan dinding partisi dari Kotak CD bekas.
  4. Untuk mengetahui proses pembuatan botol aqua bekas yang diolah kembali sebagai bahan alternatif pengganti material kaca pada bangunan.
  5. Untuk mengetahui manfaat yang ditimbulkan dari kotak CD bekas dan Kardus Telur Bekas tersebut.
  6. Untuk mengetahui manfaat yang ditimbulkan dari penggunaan material botol aqua bekas sebagai bahan alternatif pengganti material kaca pada bangunan.
  7. Untuk mengetahui sejauh mana efek dan dampak yang ditimbulkan dari penambahan elemen pengganti dinding partisi konvensinal pada umumnya.
  8. Untuk mengetahui efek dan dampak apa saja yang ditimbulkan dari penggunaan botol aqua bekas ini.
  9. Untuk memaksimalkan pencahayaan alami pada bangunan.

1.4  Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain sebagai berikut :
1.      Memberikan gambaran tentang Industri Kreatif pada bidang arsitektur dengan memanfaatkan barang – barang yang sudah tidak terpakai lagi untuk diolah dan dimanfaatkan lagi sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu karya yang baru dan inovatif serta bermanfaat bagi orang banyak.
2.      Memberikan informasi kepada masyarakat untuk tidak membuang sampah – sampah yang sudah tidak dimanfaatkan lagi untuk diolah lagi dan dipergunakan lagi (dipilah – pilah mana yang bisa dipergunakan kembali).
3.      Memanfaatkan sisa – sisa material bekas yang sudah tidak terpakai lagi dirumah untuk dipergunakan lagi dan direcyle ulang supaya menciptakan suatu karya yang baru lagi dan original yang tentunya dikemudian hari dapat dinikmati oleh seluruh orang.

1.5  Rancangan / Metode Penelitian
1.            Metode Pengamatan Langsung ( Metode Kualitatif )
Pengamatan dilakukan secara langsung, dengan cara meninjau langsung kelapangan mengenai bahan yang nantinya akan dipergunakan apakah sudah cukup / belum & pengaplikasiannya secara praktek seperti apa dan memadukannya dengan data yang diperoleh dari berbagai sumber literatur.
2.            Metode Pengamatan Tidak Langsung
Pengamatan tidak langsung dilakukan untuk mendapatkan data pendukung untuk laporan yang diperoleh melalui :
a.             Mempelajari beberapa literatur dan dokumen yang didapat dari buku – buku dan pencarian data di Internet.
b.            Mempelajari landasan teori yang berhubungan dengan dasar–dasar, dalam laporan penelitian ini adalah Pemanfaatan barang – barang yang sudah tidak terpakai lagi supaya diolah dan dipergunakan lagi agar dapat mempunyai nilai jual yang tinggi kembali.



1.6  Batasan Masalah
·         Bagaimana mengolah barang – barang yang sudah tidak dipergunakan lagi dirumah untuk dipergunakan lagi dengan sebaik mungkin supaya mempunyai nilai jual yang tinggi.
·         Pemanfaatan barang bekas ini diharapkan dapat mengurangi dampak dari pencemaran lingkungan yaitu mengenai sampah – sampai yang tidak dapat didaur ulang secara cepat (sampah elektronik, sampah rumah tangga, dll)
·         Memanfaatkan barang – barang disekitar rumah, contohnya seperti kotak CD bekas, botol aqua bekas yang sudah tidak terpakai lagi untuk dipergunakan lagi sebagai elemen pengganti dinding bangunan, dan sebagai elemen pengganti kaca pada bangunan agar cahaya dapat masuk kedalam bangunan.
·         Memanfaatkan Kotak CD bekas film, lagu, dokumen – dokumen untuk diolah kembali menjadi elemen pengganti material kaca / melamin pada bangunan agar menimbulkan kesan yang berbeda pada ruangan dan tentunya diharapkan dapat memaksimalkan pencahayaan alami.
·         Mengolah Kotak CD bekas sebagai elemen pengganti dinding partisi, karena Kotak CD bekas bersifat transparan dan tidak perlu dicat kembali karena efek transparan dari Kotak CD itu sendiri sangat unik untuk diekspos dan Kotak CD bekas juga tahan terhadap kelembapan air sehingga mudah dalam segi perawatan.
·         Mengolah Kardus Telur bekas sebagai elemen pengganti dinding dari beton, karena Kerdus Telur Bekas mempunyai beberapa celah / rongga kecil  dan tidak perlu dicat kembali karena warna dari kardus telur itu sendiri sangat unik untuk diekspos dan Kardus Telur bekas ini dapat memasukkan unsur pencahayaan alami dan penghawaan alami dari sisi rongga – rongga celah yang terdapat pada kardus telur ini apabila ditumpuk secara berlawanan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Rumah Tinggal
  1. Dalam pengertian yang luas, rumah bukan hanya sebuah bangunan (struktural), melainkan juga tempat kediaman yang memenuhi syarat-syarat kehidupan yang layak, dipandang dari berbagai segi kehidupan masyarakat. Rumah dapat dimengerti sebagai tempat perlindungan, untuk menikmati kehidupan, beristirahat dan bersuka ria bersama keluarga. Di dalam rumah, penghuni memperoleh kesan pertama dari kehidupannya di dalam dunia ini. Rumah harus menjamin kepentingan keluarga, yaitu untuk tumbuh, memberi kemungkinan untuk hidup bergaul dengan tetangganya, dan lebih dari itu, rumah harus memberi ketenangan, kesenangan, kebahagiaan, dan kenyamanan pada segala peristiwa hidupnya. (Frick,2006:1).
  2. Rumah merupakan sebuah bangunan, tempat manusia tinggal dan melangsungkan kehidupannya. Disamping itu rumah juga merupakan tempat berlangsungnya proses sosialisasi pada saat seorang individu diperkenalkan kepada norma dan adat kebiasaan yang berlaku di dalam suatu masyarakat.Jadi setiap perumahan memiliki sistem nilai yang berlaku bagi warganya.Sistem nilai tersebut berbeda antara satu perumahan dengan perumahan yang lain, tergantung pada daerah ataupun keadaan masyarakat setempat. (Sarwono dalam Budihardjo, 1998 : 148).
  3. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. (UU No.4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman).
  4. Rumah adalah bangunan untuk tempat tinggal (Kamus Bahasa Indonesia, 1997).
  5. Dalam arti umum, rumah adalah bangunan yang dijadikan tempat tinggal selama jangka waktu tertentu. Rumah bisa menjadi tempat tinggal manusia maupun hewan, namun tempat tinggal yang khusus bagi hewan biasa disebut sangkar, sarang, atau kandang. Sedangkan dalam arti khusus, rumah mengacu pada konsep-konsep sosial-kemasyarakatan yang terjalin di dalam bangunan tempat tinggal, seperti keluarga, tempat bertumbuh, makan, tidur,beraktivitas, dll. (Wikipedia, 2012).
  6. Rumah merupakan suatu bangunan, tempat manusia tinggal dan melangsungkan kehidupannya. Disamping itu rumah juga merupakan tempat berlangsungnya proses sosialisasi pada saat seorang individu diperkenalkan kepada norma dan adat kebiasaan yang berlaku di dalam suatu masyarakat. Jadi setiap perumahan memiliki sistem nilai yang berlaku bagi warganya. Sistem nilai tersebut berbeda antara satu perumahan dengan perumahan yang lain, tergantung pada daerah ataupun keadaan masyarakat setempat. (Sarwono dalam Budihardjo, 1998 : 148)

2.2 Fungsi Rumah Tinggal
  • Turner (dalam Jenie, 2001 : 45), mendefinisikan tiga fungsi utama yang terkandung       dalam sebuah rumah tempat bermukim, yaitu :
1.             Rumah sebagai penunjang identitas keluarga (identity) yang diwujudkan pada kualitas    hunian atau perlindungan yang diberikan oleh rumah. Kebutuhan akan tempat tinggal  dimaksudkan agar penghuni dapat memiliki tempat berteduh guna melindungi diri dari iklim setempat.
2.             Rumah sebagai penunjang kesempatan (opportunity) keluarga untuk berkembang  dalam kehidupan sosial budaya dan ekonomi atau fungsi pengemban keluarga. Kebutuhan berupa akses ini diterjemahkan dalam pemenuhan kebutuhan sosial dan kemudahan ke tempat kerja guna mendapatkan sumber penghasilan.
3.             Rumah sebagai penunjang rasa aman (security) dalam arti terjaminnya. keadaan keluarga di masa depan setelah mendapatkan rumah. Jaminan keamanan atas lingkungan perumahan yang ditempati serta jaminan keamanan berupa kepemilikan rumah dan lahan (the form of tenure).
  • Rumah berfungsi sebagai wadah untuk lembaga terkecil masyarakat manusia,yang sekaligus dapat dipandang sebagai “shelter” bagi tumbuhnya rasa aman atau terlindung. Rumah juga berfungsi sebagai wadah bagi berlangsungnya segala aktivitas manusia yang bersifat intern dan pribadi. Jadi, rumah tidak semata-mata merupakan tempat bernaung untuk melindungi diri dari segala bahaya, gangguan dan pengaruh fisik belakang melainkan juga merupakan tempat bernaung untuk melindungi diri dari segala bahaya, gangguan, dan pengaruh fisik belaka, melainkan juga merupakan tempat tinggal, tempat berisitirahat setelah menjalani perjuangan hidup sehari-hari. (Ridho, 2001 : 18)
  • Secara garis besar, rumah memiliki fungsi (Doxiadis dalam Dian, 2009), yaitu:
a.       Rumah harus memenuhi kebutuhan pokok jasmani manusia.
b.      Rumah harus memenuhi kebutuhan pokok rohani manusia.
c.       Rumah harus melindungi manusia dari penularan penyakit.
d.      Rumah harus melindungi manusia dari gangguan luar.
e.       Rumah menunjukan tempat tinggal.
f.       Rumah merupakan mediasi antara manusia dan dunia.

2.3 Pengertian Dinding
Dinding adalah suatu struktur padat yang membatasi dan kadang melindungi suatu area. Umumnya, dinding membatasi suatu bangunan dan menyokong struktur lainnya, membatasi ruang dalam bangunan menjadi ruangan-ruangan, atau melindungi atau membatasi suatu ruang di alam terbuka. Tiga jenis utama dinding struktural adalah dinding bangunan, dinding pembatas (boundary), serta dinding penahan (retaining).
Dinding bangunan memiliki dua fungsi utama, yaitu menyokong atap dan langit-langit, membagi ruangan, serta melindungi terhadap intrusi dan cuaca. Dinding pembatas mencakup dinding privasi, dinding penanda batas, serta dinding kota. Dinding jenis ini kadang sulit dibedakan dengan pagar. Dinding penahan berfungsi sebagai penghadang gerakan tanah, batuan, atau air dan dapat berupa bagian eksternal ataupun internal suatu bangunan.
Jenis dinding :
1. Dinding Partisi : Dinding ringan yang memisahkan antar ruang dalam. Terbuat dari gypsum, fiber, tripleks atau Duplex
2. Dinding Pembatas : Untung menandakan batas lahan. Atau bisa disebut dinding Privasi
3. Dinding Penahan : Digunakan pada tanah yang berkontur dan dibutuhkan struktur tambahan untuk menahan tekanan tanah.
4. Dinding Struktural : Untuk menopang atap dan sama sekalitidak menggunakan cor beton untuk kolom. Konstruksinya 100% mengandalkan pasangan batubata dan semen
5. Dinding Non-Struktural : Dinding yang tidak menopang beban, hanya sebagai pembatas apabila dinding di robohkan, maka bangunan tetap berdiri. beberapa material dinding non-struktural diantaranya seperti batu bata, batako, bata ringan, kayu dan kaca.
2.4 Pengertian Partisi Bangunan
Arti dari partisi atau sekat adalah pembatas ruangan yang flexible. Penyekat yang dapat dipasang dan dipindah sesuai keinginan. Penggunaan partisi sebagai pembatas ruangan dimana ruangan satu dengan yang lainnya mempunyai fungsi yang berbeda. Selain fungsi pembatas ruangan, partisi juga dapat difungsikan sebagai aksen dekoratif untuk mengkonsep interior seperti Backdrop sehingga keberadaannya dapat membuat kesan lebih hidup suatu ruangan, kesan kosong dapat dihindari berkat hadirnya backdrop.
Sebagai tempat penyimpanan, adalah fungsi lain dari partisi, dengan ketebalan tertentu partisi dapat diberikan cerukan terbuka ataupun cerukan berpintu sehingga menyerupai bufet atau almari yang mempunyai desain dua muka sehingga ruangan yang berada didepan dan dibelakangnya menjadi terlihat lebih menarik. Berbeda dengan dinding, kalau dinding juga merupakan partisi, tetapi mempunyai fungsi lebih, yaitu sebagai pondasi dan penguat bangunan dan kekurangannya adalah sifatnya yang permanen.Dengan desain yang variatif, partisi hadir dengan berbagai material seperti kayu, rotan, kaca, bambu, kain panel, aluminium dan lain-lain.Penggabungan material tersebut diharapkan menghasilkan tampilan partisi yang cantik, sehingga menjadi elemen penunjang interior. 
2.5 Macam – Macam Partisi
Partisi hadir dalam berbagai macam model/bentuk, seiring perkembangan desain interior, partisi juga berkembang menjadi lebih banyak bentuk dan ragam. Jika anda pergi ke toko furniture, anda akan melihat bentuk/model dari partisi tersebut.
Tapi, ada berapa jenis dari partisi itu sendiri.Untuk jenis partisi, ada beberapa model, berikut informasinya :
  1. Permanen, maksud dari kata permanen disini adalah partisi yang dibuat khusus yang tidak dapat dipindahkan kecuali dengan dibongkar. Biasanya partisi jenis ini dibuat menyatu dengan struktur bangunan, seperti bisa menyatu dengan rangka plafon, dengan struktur dinding, dan lainnya. Begitupun dengan rancangannya, biasanya mengikuti rencana desain bangunannya.
  2. Non permanen, artinya adalah partisi yang ukurannya, bentuknya, dan modelnya fleksibel dan mudah untuk dipindah-pindahkan. Biasanya, partisi jenis ini kerapkali berubah fungsi. Sekali Waktu bisa menjadi backdrop ataupun hanya sebagai penutup ruang.
  3. Masif, jenis partisi yang seperti ini berfungsi meminimalisasi kemungkinan bocornya tampilan, baik secara visual maupun audio. Selain itu, berfungsi juga sebagai pembatas ruang yang menampung kegiatan yang berprivasi tinggi.
  4. Transparan, batas ruang yang dari kaca memungkinkan ruang dibuat dengan alur sirkulasi yang menerus dan menyatu. Pemakaian kaca sebagai penanda batas ruang juga memudahkan anda mengetahui apa yang terjadi dalam ruang yang lain. Partisi ini cocok untuk anda yang mempunyai anak kecil, anda bisa memantau mereka dengan baik.
  5. Semi Transparan, Dengan mengkombinasikan material yang punya karakter transparan dengan material yang dikenal bersifat tertutup sering menjadi solusi untuk sekat dan partisi semi transparan, kenapa sekat ini dibutuhkan?? ada kalanya kita membutuhkan penutup, namun, tetap bisa ditembus sinar matahari, atau hanya ingin sekedar bisa melihat kondisi di sekitarnya.
2.6 Keuntungan & Kerugian Partisi Bangunan
Gypsum board atau papan gypsum pertama kali diperkenalkan pada tahun 1920-an, dan telah mengubah pandangan tentang konstruksi dinding interior. Gypsum board ini juga dikenal sebagai drywall/sheetrock atau papan gypsum/dinding gypsum.
Ada banyak keuntungan dari penggunaan gypsum board dibandingkan dengan dinding plester tradisional. Gypsum board atau papan gypsum biasa di gunakan untuk dinding ruangan dan partisi ruangan/(partisi gypsum), memiliki bentuk yang padat dan kering sehingga sangat memudahkan proses pemasangan atau konstruksinya. Tidak perlu membutuhkan waktu lama untuk menunggu plester untuk kering. Dan konstruksi atau pengerjaan tidak tergantung cuaca.
Partisi gipsum adalah partisi yang terbuat dari bahan gipsum yang digunakan di kantor-kantor untuk memisahkan berbagai area. Partisi ini sangat efisien karena selain materialnya yang lebih ringan dari kayu dan lebih tidak berbahaya daripada kaca, gipsum juga mempunyai harga yang lebih murah. Dengan partisi gipsum, anda dapat mengurangi berbagai kerugian yang mungkin Anda dapatkan jika Anda membeli partsi ruangan dari bahan lain.
Partisi gipsum mempunyai berbagai macam desain sehingga partisi ini sangat fleksibel dalam memenuhi keinginan Anda. Jika anda sudah menetapkan gaya interior kantor Anda, Anda tetap tidak akan kesulitan untuk mendapatkan partisi gipsum yang akan sesuai dengan suasana kantor yang sudah ada tersebut. Dengan begini, Anda dapat mempunyai lebih banyak pilihan dalam memasang partisi untuk kantor Anda.
Partisi gipsum sama sekali tidak kalah saing dengan beberapa temannya dalam memberikan Anda fungsi partisi di dalam kantor. Mereka sama-sama dapat membagi ruangan menjadi beberapa bagian dan membuat karyawan di dalamnya menjadi lebih nyaman sekaligus membuat Anda memiliki partisi yang lebih ringan serta aman karena Anda tidak perlu takut partisi ini akan pecah.
Partisi gipsum sudah sangat umum dipasaran sehingga untuk menemukannya tidaklah sulit. Adapun Manfaat lain dari penggunaan gypsum board:
  • Harga gypsum board/papan gypsum lebih murah dan tidak memerlukan pengerjaan yang rumit.
  • Perawatan dan perbaikan gypsum lebih mudah.
  • Memiliki berat yang jauh lebih ringan dari dinding plaster, tekanan pada struktur dinding konstruksi lebih ringan.
  • Papan gypsum lebih tahan terhadap api.
  • Cara Pembuatan Gypsum
  1. Dengan memilih partisi berjenis temporer maka akan ada banyak fungsi yang bisa dihasilkan, salah satunya sebagai unsur dekorasi yang dapat memberikan keindahan pada ruangan anda dan berikutnya bisa menambah nilai estetis yang tinggi jika dibandingkan dengan penggunaan  dinding tembok yang biasa.
  2. Jika anda ingin membuat pembatas ruangan yang bersifat sementara sebaiknya anda memilih partisi yang mudah untuk dipindah - pindah dan digerakkan karena dengan memasang partisi seperti itu sirkulasi udara tidak akan terganggu dan sangat mudah dibongkar - pasang. 
  3. Untuk rumah anda yang mempunyai ruangan tinggi anda bisa memakai folding door yang berbahan alumunium dengan lapisan kain / busa . Dengan adanya folding door yang tinggi maka ruangan sebelah tidak akan terganggu dengan adanya suara yang kencang. Kemudian bisa anda tambahkan roda pada setiap penyangganya agar mudah dipindahkan.
Partisi bisa terbuat dari bermacam - macam bahan seperti :
·         Kertas 
Biasanya penggunaan partisi berbahan kertas ini banyak digunakan di Jepang. Partisi ini juga digunakan untuk mengisi bingkai pada rumah yang memiliki pintu geser. Hal ini bisa juga digunakan sebagai solusi untuk anda yang memiliki anggaran kecil.
·         Kayu
Dengan menggunakan kayu sebagai bahan dasar partisi akan memberikan kesan alami  dan biasanya yang digunakan adalah kayu olahan. Selain terkesan natural, dengan menggunakan kayu ruangan akan terasa lebih hangat.
·         Kaca
Bahan yang satu ini banyak dimanfaatkan untuk menerapkan suatu ruang yang lebih menyatu dan memberikan kesan ruangan lebih luas.
·         Bambu
Sama dengan halnya kayu, bahan ini banyak digemari masyarakat karena banyak memberikan kesan alamiah pada ruangan. Untuk meletakkannya biasanya orang mengolahnya berbentuk lembaran yang kemudian ditempelkan.
·         Kain
Bahan kain ini juga bisa digunakan sebagai partisi, sebaiknya kain yang digunakan adalah kain yang transparan atau tembus pandang. Kemudian anda bisa memilih kain yang bercorak khas agar memiliki keistimewaan yang lebih.
·         Fiber
Memang jika dilihat sekilas fiber mirip sekali dengan kaca, karena dapat membuat tampilan yang lebih halus dan warnanya agak buram. Dengan menggunakan bahan fiber  maka anda akan bisa membersihkannya sendiri tanpa susah payah.
Di sekolah misalnya, partisi ini kerap digunakan untuk menciptakan kelas – kelas yang berukuran lebih kecil. Setelah itu, bila sekolah tersebut mengadakan acara yang melibatkan banyak orang, misalnya acara lulusan siswa, maka pihak sekolah bisa langsung memindahkan partisi – partisi tersebut untuk mendapatkan sebuah ruangan yang luas menyerupai aula, sehingga mampu menampung orang dalam jumlah banyak.
Sedangkan di kantor, kita sering menemui partisi ini dalam bentuk kubus – kubus yang membagi ruang kerja antara satu pegawai dengan pegawai lainnya. Sehingga, boleh dibilang partisi ini sangat fleksibel dan mampu mengatasi masalah ketersediaan ruangan.
Tipe – tipe partisi
Di pasaran, tentunya kita menjumpai beragam varian partisi. Namun setidaknya partisi – partisi tersebut dapat digolongkan ke dalam 3 tipe. Beberapa contoh tipe partisi yang paling banyak digunakan adalah akordion, folding panel dan juga portabel ( mobile/ dapat dipindah – pindah). Tipe akordion biasanya terpasang di langit – langit dan menjuntai ke bawah, misalnya seperti gorden atau tirai. Tipe partisi folding panel biasanya terdiri dari 2 atau 3 panel yang berdiri dan dapat dilipat. Sedangkan tipe partisi yang portable/mobile, biasanya di bawah partisi terdapat roda sehingga memudahkannya untuk dipindah atau digeser dari tempatnya semula.
Material yang biasa digunakan pada partisi
Sebuah partisi bisa terdiri dari satu macam material, tapi bisa juga terdiri dari berbagai macam material yang dikombinasikan menjadi satu melalui proses manufaktur. Material yang banyak digunakan misalnya kayu, plastik, bambu, vinyl, kulit, kaca, rotan, dan sebagainya. Setiap material tersebut kemudian terbagi dalam beberapa konsep serta desain. Selain itu, terkadang ada juga partisi yang hadir sekaligus sebagai marker boards (Papan penilai), papan tulis, meja, dan biasanya tipe – tipe partisi tersebut lebih banyak digunakan di kelas atau di ruang kerja.
Fitur – fitur lain yang ada pada partisi
Seperti halnya dinding, kita pun bisa menerapkan penggunaan aksesoris atau hiasanya yang biasa kita aplikasikan pada dinding. Misalnya, dengan mengecat partisi ini dengan berbagai macam warna atau motif yang menarik. Bisa juga kita menggantungkan cermin, foto keluarga, atau lukisan pada partisi ini. Ukuran dari partisi ini juga bervariasi dan tentunya disesuaikan dengan lebar dan tinggi ruangan. Bahkan ada partisi yang tingginya bisa hampir mengenai tinggi ruangan, sehingga hanya ada jarak kecil antara tepi partisi dengan langit – langit.


Tips serta pertimbangan lain dalam memilih partisi
Dalam memilih dan membeli partisi, biasanya sesuaikan dengan tujuan serta lokasi penempatan. Untuk partisi yang akan digunakan di rumah, pastinya partisi dengan model dan desain yang unik serta artistik lebih disukai. Selain itu, partisi tersebut harus menyediakan tempat bagi pemilik rumah untuk berkreasi. Jangan lupa, pertimbangkan juga material yang tepat. Usahakan jangan memilih partisi berbahan kaca bila Anda memilik anak kecil di rumah.
2.7 Pengertian Kaca
  • Kaca adalah suatu bahan anorganik hasil peleburan beberapa bahan dasar yang kemudian didinginkan sampai fasa padat tanpa kristalisasi. Pasir silika merupakan salah satu dari bahan utamanya.
·         Kaca adalah amorf (non kritalin) material padat yang bening dan transparan (tembus pandang), biasanya rapuh. Jenis yang paling banyak digunakan selama berabad abad adalah jendela dan gelas minum. Kaca dibuat dari campuran 75% silikon dioksida (SiO2) plus Na2O, CaO, dan beberapa zat tambahan. Suhu lelehnya adalah 2.000 derajat Celsius.

2.8 Fungsi  Kaca
Penggunaan kaca dapat diaplikasikan di berbagai elemen bangunan, dapat digunakan untuk atap, dinding, lantai, jendela dan pintu, serta anak tangga. Kaca memiliki berbagai spesifikasi yang bervariasi sehingga memudahkan penggunaan untuk berbagai keperluan.
Kaca memungkinkan pandangan lebih luas dan tidak terbatas. Ini bisa menimbulkan kesan terbuka dan bebas. Karena kaca merupakan material bangunan yang memungkinkan kita melihat ada apa dibaliknya, sehingga mata dapat melihat lebih jauh, meskipun secara ruang terbatasi oleh kaca tersebut.
2.9 Penggunaan Kaca
1.      Atap
Atap kaca memiliki karakter transparan yang biasanya dibuat untuk menghalangi masuknya hujan, bukan sinar matahari. Penggunaan kaca sebagai atap biasanya pada atap carport, skylight, teras dan sebagainya. Atap kaca sebaiknya memiliki ketahanan tinggi. Kaca yang sebaiknya digunakan memiliki ketebalan minimal 12 mm, misalnya  dengan menggunakan jenis kaca tempered atau laminated.
Pemasangan menggunakan penjepit yang berfungsi menggabungkan lembaran-lembaran kaca. Sebelum sistem ini dipasang, kerangka pergola sebagai tumpuan kaca harus di persiapkan terlebih dahulu, pilihlah kerangka dari besi hollow, ini karna untuk menyambung bagian dari sistem ini harus menggunakan sistem las.

                       




2.      Dinding
Penggunaan kaca untuk dinding kaca dapat memberikan keleluasaan pandangan baik dari dalam ke luar maupun dari luar kedalam. Pada desain yang tepat guna, keleluasaan pandangan ini dinilai sangat bermanfaat, misalnya antara ruang keluarga dan taman, sehingga taman dapat dinikmati secara penuh dari dalam rumah.
Kaca dapat digunakan sebagai pengganti dinding, dengan perlakuan khusus tentunya. Penggunaan pada dinding biasanya dibuat pada area-area tertentu yang tidak membutuhkan privasi penghuni, seperti area tangga, bahkan kadang ruang tamu juga dibuat transparan.
            Dinding kaca memberikan efek serupa cermin. Fungsinya bukan untuk memantulkan bayangan ruang, namun lebih pada "meniadakan" batas antar ruang. Idealnya, dinding kaca ditempatkan pada area bangunan yang menghadap ke utara.


 







3.      Pintu dan Jendela
Penggunaan kaca pada pintu dan jendela, ini sudah tidak asing lagi, bahkan dimana-mana orang telah menggunakan kaca sebagai material jendela dan pintu. Penggunaannya juga sudah sangat bervariasi bentuk dan ukurannya. Fungsi utamanya adalah sebagai tempat masuknya cahaya dari luar maupun dari dalam. Besar kecilnya kaca tergantung pada kebutuhan dan desain jendela dan pintu. Usahakan agar jendela dan pintu tidak terlalu terekspos sinar matahari karena akan mempercepat naiknya suhu ruangan.
http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRP21xNSM-f1v8UkW8JZg5ZUT02MuOocGZw3CoK2aeNrqfg5rmpOSHc_xNI2A






4.      Lantai dan Anak Tangga
            Lantai bisa juga dibuat dari kaca, bila ketebalannya sudah dipikirkan matang. Ketebalan kaca bisa mencapai 2 cm dan dalam potongan-potongan kecil yang diletakkan diatas frame atau dudukan dari rangka alumunium.
Pemasangan
Konstruksi pemasangan lantai kaca laminasi memerlukan rangka besi yang dapat disusun 2 sisi atau dengan menggunakan rangka 4 sisi. Rangka dengan 4 sisi ini dapat berupa grid.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkw-_QYuhEOM6Zk8JSbJn7nXLD0ORpUTfR_F3xtFNdeS_oNKfvcu67cortWkabvDHc4rmlL74fkVahrfvxqMdZl7N54BuX0SPGnSVV1zeZMo390P11WCzA8BoG40_RgjUI4RaYmCE33Cv0/s320/image006.jpghttp://s1.i1.picplzthumbs.com/upload/img/66/55/25/66552598c0d1f8d9d7819f396e52d818ee48ddd0_400r.jpg






BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. MATERI PENELITIAN
Materi penelitian adalah sampel berupa Kotak CD bekas.
ALAT DAN BAHAN
  1. Kotak CD Bekas         : sebagai elemen pengganti dinding partisi konvensional.
  2. Engsel                         : sebagai elemen penopang dan penekuk pada dinding partisi.
  3. Lahar Motor Bekas     : sebagai roll pada dinding geser.
  4. Lem tembak                : menempelkan Kotak CD yang telah disusun sebagai dinding partisi.
  5. Bambu                         : sebagai elemen pengganti kusen pada dinding partisi.
  6. Baut                            : sebagai elemen pengikat antara Kotak CD bekas dengan engsel.
  7. Besi Batang Bekas      : untuk pegangan antara bambu dengan poros sendi lahar.
  8. Obeng                         : sebagai alat perantara untuk memasangkan baut ke Kotak CD dan engsel.
  9. Bor                              : sebagai alat pembolong untuk membolongkan kotak CD supaya bisa dimasukkan baut kedalamnya.
Materi penelitian adalah sampel berupa Kardus Telur bekas.
ALAT DAN BAHAN
  1. Kardus Telur Bekas    : sebagai elemen pengganti dinding beton.
  2. Lem tembak                : menempelkan Kardus Telur Bekas yang telah disusun sebagai pengganti dinding beton.
  3. Curter & Gunting        : sebagai alat pemotong kardus telur bekas
Materi penelitian adalah sampel berupa Botol Aqua Bekas
ALAT DAN BAHAN                                                        
  1. Botol Aqua Bekas       : sebagai elemen pengganti kaca pada bangunan.
  2. Lem tembak                : menempelkan Botol Aqua Bekas yang telah disusun sebagai pengganti elemen kaca pada bangunan.
  3. Obeng                         : sebagai alat untuk membaut botol satu dengan yang lainnya
  4. Triplek                         : sebagai bahan untuk perantara penyambung botol satu dengan yang lainnya.
  5. Tutup Botol Aqua       : sebagai sendi / engsel yang nantinya dibaut untuk menggerakkan botol sehingga bisa ditekuk dan diputar.
  6. Baut                            : untuk mengaitkan tutup botol dengan triplek satu dengan yang lainnya.

B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Deskriptif adalah salah satu metode penelitian dengan cara observasi dan memberikan fakta secara actual dan kontekstual melalui internet. Data yang diperoleh hanya berlaku bagi tempat, waktu, dan kondisi penelitian.
C. METODE PENGAMBILAN SAMPEL
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak.Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi.
Pengertian Sampah Organik Dan Anorganik :
Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos;
Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk lainnya.  Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton;
Kotak CD Bekas, Kardus Telur Bekas, dan Botol bekas merupakan sampah anorganik, karena Kotak CD Bekas, Kardus Telur Bekas, dan Botol bekas tidak dapat diurai kembali namun dapat didaur ulang.
D.TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan datanya adalah :
  1. Mengumpulkan materi penelitian beberapa bulan yang lalu
  2. Mengumpulkan alat dan bahan
  3. Melakukan pecobaan di rumah salah satu anggota kelompok
E. POPULASI DAN SAMPEL
Populasi dalam penelitian ini adalah sampah organic. Sampah organic merupakan sampah yang tidak dapat terurai namun dapat didaur ulang kembali.
Sampel dalam penelitian ini adalah Kotak CD bekas, Kardus Telur Bekas dan Botol aqua bekas.
F. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN
  • Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 18 oktober sampai tanggal 30 desember 2015.
  • Lokasi penelitian di lakukan di kampus FT Arsitektur UKI















BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. PENELITIAN
1.     Kondisi Awal
Saat ini, jumlah penduduk tiap tahunnya semakin meningkat sehingga kebutuhan akan barang juga semakin meningkat. Karena meningkatnya permintaan konsumen sehingga memberi dampak bagi lingkungan berupa sampah yang tidak dapat digunakan lagi. Dampak tersebut pun ditimbulkan akibat aktivitas manusia sendiri yang akan menimbulkan banyak permasalahan dilingkungan ini. Seperti sampah atau limbah rumah tangga, limbah pabrik dan limbah cair, B3, dll.
Dari permasalahan-permasalahan yang telah ditimbulkan akibat sampah, maka kami tertarik untuk menggunakan Kotak CD bekas, Kardus Telur bekas, dan Botol aqua bekas menjadi barang yang serba guna lagi. Seperti yang kita kenal, Kotak CD bekas dan botol aqua bekas merupakan sampah plastic yang sulit terurai. Oleh karena itu agar mengurangi sampah dilingkungan sekitar utamanya yang sulit terurai seperti Kotak CD dan botol aqua bekas.
Kami mengambil judul ini karena kami melihat banyak Kotak CD, kardus telur bekas, dan botol aqua bekas yang sudah tidak dipergunakan lagi atau tidak dapat digunakan lagi, maka timbul inspirasi untuk memanfaatkan Kotak CD bekas, Kardus Telur Bekas, dan Botol Aqua Bekas untuk diolah kembali menjadi barang yang berguna dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.
Pembuatan Kotak CD bekas sebagai elemen pengganti dinding partisi ini belum pernah dibuat oleh orang lain sebelumnya, disini kami mencoba untuk membuat karya ini dengan menambahkan beberapa elemen pendukung seperti penambahan engsel, bambu, lahar motor bekas, baut, besi batang bekas dll untuk dipadukan menjadi satu sehingga menciptakan sebuah karya yang inovatif dan terbarukan supaya nantinya dari penelitian kami ini dapat dimanfaatkan kembali Untuk itulah kelompok kami melakukan penelitian dengan judul Pemanfaatan Kotak CD bekas menjadi elemen pengganti dinding partisi.
Pembuatan Botol Aqua Bekas sebagai pengganti material kaca pada jendela rumah tinggal diharapkan dapat menjadi sumber alternatif bahan dalam material bangunan, karena bahan material kaca pada bangunan sudah umum dan sering digunakan didalam bangunan rumah tinggal, maka dari itu kami berpikir bagaimana mengganti material kaca sebagai bahan alternatif pada jendela pada rumah tinggal. Pemilihan botol aqua bekas ini sebagai bahan alternatif pengganti material kaca mempunyai maksud dan tujuan khusus yaitu yang pertama botol aqua memiliki sifat yang transparant sama dengan kaca, yang kedua kuat terhadap air sehingga cocok digunakan sebagai bahan alternatif pengganti material kaca, yang ketiga botol aqua bekas ini memiliki jumlah yang banyak dan relatif murah bila kita membelinya ditempat – tempat pengepul barang bekas.
Selain itu kita juga membuat beberapa penemuan baru dalam hal teknologi bahan bangunan seperti pemanfaatan kardus telur bekas sebagai bahan material pengganti dinding luar bangunan yang menggantikan posisi kaca pada fasade bagunan. Pemilihan material ini sudah kami pikirkan matang – matang karena sebelumnya kami telah mengadakan penelitian dan uji coba seberapa layakkah kardus telur bekas ini untuk digunakan sebagai pengganti material dinding luar pada bangunan. Pemilihan bahan ini kami sudah mempertimbangkannya baik – baik karena celah – celah diantara kardus telur antara satu dengan yang lainnya (Apabila ditumpuk dari sisi yang terbalik) maka akan tercipta suatu ruang /  rongga yang bisa menyalurkan udara diantara celah – celahnya dan dicelah – celah tersebut cahaya juga dapat masuk, maka dari itu alasan kami untuk memilih material bahan ini karena angin dapat masuk dan cahaya dapat masuk apabila material ini diaplikasikan kedalam bangunan
Berdasarkan latar belakang itulah muncul beberapa permasalahan yang membuat kami tertarik untuk menjawabnya.
Permasalahan-permasalahan tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Apakah Kotak CD bekas dapat dimanfaatkan menjadi sebuah elemen pengganti dinding partisi yang konvensional (dinding partisi buatan pabrik yang biasanya terbuat dari PVC)?
  2. Apakah Kotak CD bekas dan Kardus Telur Bekas dapat dimanfaatkan sebagai elemen pengganti dinding pada bangunan?
  3. Apakah Botol Aqua Bekas dapat digunakan sebagai bahan alternatif pengganti material kaca pada bangunan?
  4. Bagaimana proses pembuatan dinding partisi dari Kotak CD bekas?
  5. Bagaimana proses pembuatan botol Aqua bekas yang nantinya digunakan sebagai bahan material alternatif pengganti kaca pada bangunan?
  6. Bagaimana proses pemasangan kotak CD bekas dan Kardus Telur Bekas sebagai elemen pengganti dinding pada bangunan?
  7. Bagaimana proses pemasangan dan detail sambungan antara botol satu dengan yang lainnya?
  8. Apakah dampak atau efek yang ditimbulkan dari penggunaan kotak CD bekas sebagai elemen pengganti dinding pada bangunan?
  9. Apakah dampak dan efek yang ditimbulkan dari penggunaaan botol aqua bekas sebagai bahan alternatif pengganti material kaca pada bangunan?
  10. Apakah dinding partsisi dari Kotak CD bekas bermanfaat sebagai pengganti elemen dinding konvensional pada ruangan?
Untuk menjawab permasalahan-permasalahan tersebut, maka kami membuat beberapa perencanaan kerja. Perencanaan-perencanaan tersebut yaitu mencari data yang menunjang tentang data yang akan kami teliti, menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, dan melakukan langkah kerja.

Adapun  langkah kerja yang kami lakukan adalah sebagai berikut:
Kotak CD Bekas (DINDING PARTISI)
Dinding Partisi Dari Kotak CD bekas
  1. Mengumpulkan Kotak CD bekas
  2. Tumpuk Kotak CD bekas tersebut menjadi 2 lapis / bagian dengan Kotak CD bekas yang lain dengan menggunakan baut.
  3. Setelah disambungkan, ambil sisi pinggir dari Kotak CD bekas tersebut untuk dibaut dan dipasang keengsel.
  4. Kemudian baut Kotak CD Bekas tersebut ke lubang engsel.
  5. Setelah dibaut siapkan panel bekas dipotong kira – kira lebarnya 2cm dan panjangya 5 cm, gunanya adalah untuk menutupi bagian baut yang keluar dari engsel supaya tidak mengenai tangan.
  6. Setelah itu lem panel tersebut ke bagian lubang engsel yang terdapat baut yang keluar.
  7. Kemudian test apakah kotak CD tersebut dapat ditekuk sesuai dengan modulnya.
  8. Setelah bisa ditekuk barulah kita pasang sendi yang terbuat dari lahar dari motor bekas yang disambungkan dengan besi bekas yang telah dilas terlebih dahulu.
  9. Barulah setelah itu lem bagian engsel pada besi yang telah dilas, kemudian pasang dan baut engsel yang telah dilem pada besi dengan Kotak CD yang telah dibuat tadi.
  10. Setelah itu coba kembali apakah sambungan dan lemnya sudah kuat dan terpasang dengan baik.

Rangkaian Kusen
  1. Menyiapkan bambu bekas
  2. Setelah itu siapkan besi bekas kira – kira panjangnya 10 cm sebagai elemen pengikat antara lahar motor bekas dengan bambu yang nantinya digunakan sebagai tatakan sendi pada lahar.
  3. Rekatkan dan taruh lahar dan besi yang telah dilas di bambu dan coba praktekkan apakah sendi rol tersebut telah berfungsi dengan baik.
Kardus Telur Bekas (DINDING)
Dinding Dari Kardus telur bekas
  1. Mengumpulkan Kardus telur bekas.
  2. Memotong dan mengambil bagian dari kardus telur yang masih bagus (disortir).
  3. Memisahkan bagian yang jelek dan mengambil bagian yang masih bagus.
  4. Menyambungkan Kardus telur bekas yang telah disortir satu dengan kardus telur bekas yang lain dengan menggunakan lem tembak.
  5. Setelah disambungkan, ambil sisi pinggir dari Kardus telur bekas tersebut untuk dibuat per modul sesuai dengan ukuran dinding kurang lebih memiliki ketebalan 15cm.
  6. Kemudian sambungkan modul dinding dari kardus telur bekas tersebut dengan menggunakan lem tembak.
  7. Tunggu sampai kering dan susun kembali serta dirapikan lagi.
  8. Kemudian setelah itu tempelkan modul dinding dari kardus telur bekas ini ke dinding bangunan.







Botol Aqua Bekas (Kaca)
Dinding Dari Kardus telur bekas
  1. Mengumpulkan Botol Aqua bekas.
  2. Mengambil dan menyortir botol – botol bekas dipilih mana yang masih layak dipergunakan
  3. Memotong triplek bekas dengan ukuran dan modul kurang lebih memiliki lebar 2cm dan panjangnya 11 cm
  4. Menyambungkan triplek bekas tersebut dengan botol dengan menggunakan baut
  5. Kemudian baut tutup botol aqua bekas tersebut dan tempelkan serta satukan dengan triplek bekas tersebut yang telah dibaut.
  6. Setelah semuanya dipasang dan dibaut, lem botol aqua bekas tersebut dengan modul 2 - 3 botol aqua bekas dilem pada sisi tengahnya supaya nantinya dapat ditekuk.
  7. Kemudian setelah kering lemnya ditest kembali apakah botol tersebut dapat ditekuk dan dapat dipergunakan dengan baik.
  8. Setelah semuanya terpasang dengan baik barulah proses pengaplikasian botol bekas ini ke bangunan sebagai material alternatif pengganti material kaca.









 









2.   List Harga Bahan dari Kotak CD Bekas (Dinding Partisi)

Nama Barang
Jumlah
Harga
Kotak CD Bekas
60 Buah x@ Rp 1.500
Rp 90.000
Baut
1 Pak Isi 50 Pcs
Rp 7.500
Engsel Kecil
4 Buah @ Rp 2.000
Rp 8.000
Engsel Besar
5 Buah @ Rp 4.000
Rp 20.000
Isi Lem Tembak
5 Buah @ Rp 2.000
Rp. 20.000
Bambu
1 Batang @ Rp 2.500
Rp 2.500
Besi Bekas
1 Buah
Rp 5.000
Lahar Motor Bekas
4 buah @Rp 1.000
Rp 4.000
Las Besi

Rp 5.000

Total Keseluruhan
Rp 162.000

List Harga Bahan dari Kardus Telur Bekas (Dinding)

Nama Barang
Jumlah
Harga
Kardus Telur Bekas
1 Pak
Rp 15.000
Isi Lem Tembak
5 Buah @ Rp 2.000
Rp. 10.000
Isi Carter Kecil
1 Buah
Rp 2.500
Isi Carter Besar
1 Buah
Rp 5.000
Bambu Bekas
1 Batang
Rp 2.500

Total Keseluruhan
Rp 35.000

List Harga Bahan Botol Aqua Bekas (Kaca)

Nama Barang
Jumlah
Harga
Botol Aqua Bekas
1 Buah
Rp 500
Isi Lem Tembak
5 Buah @ Rp 2.000
Rp. 10.000
Triplek Bekas
1 Lembar Ukuran 1m x 1m
Rp 5.000
Baut
1 Pak Isi 50 Pcs
Rp 7.500

Total Keseluruhan
Rp 23.000








BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang kami lakukan kami mengambil kesimpulan :
  1. Penggunaan Kotak CD, Kardus Telur bekas, dan Botol Aqua bekas ini telah melahirkan ide inovatif baru dalam penggunaan bahan material bekas yang bisa dipergunakan lagi.
  2. Mengurangi volume sampah dilingkungan serta dapat menjaga kelestarian lingkungan.
  3. Kotak CD dan botol aqua bekas, kardus telur bekas ini dapat dijadikan sebagai sumber masuknya cahaya alami.
B. SARAN
  1. Berhati-hatilah dalam merangkai Kotak CD, karena sewaktu pada waktu pemasangan semua bahan terdapat baut yang tajam sehingga dapat melukai tangan pada waktu proses pemasangan.
  2. Pada waktu proses penempelan botol aqua bekas satu dengan yang lainnya harap diperhatikan jarak diantara botol satu dengan yang lainnya, diusahakan jangan terlalu berdekatan supaya botol dapat ditekuk.
  3. Sebaiknya sebelum kardus telur ditempel dan disusun diharapkan kardus telur tersebut dibersihkan dahulu dari kotoran – kotoran sisa dan dijemur dibawah sinar matahari supaya bau kotoran ayam yang melekat pada kardus telur tersebut hilang dan tidak menimbulkan bekas bau yang nantinya dapat mengganggu pada saat proses pemasangan kardus telur satu dengan yang lainnya.
  4. Pada waktu pemilihan bambu diusahakan agar memilih bambu dengan kualitas yang tinggi supaya pada waktu pemotongan bambu tersebut tidak gampang retak dan tidak gempil. Diusahakan agar memilih bambu yang berwarna kecoklatan karena bambu dengan warna kecoklatan tua cenderung memiliki kekuatan yang sangat kuat dibandingkan bambu yang berwarna kuning muda.
  5. Setelah selesai pada proses pembautan antara engsel CD dengan kotak CD masih terdapat baut – baut yang keluar, sehingga setelah proses pemasangan ini selesai baut yang keluar keluar tadi dilem dengan menggunakan lem tembak dan ditutup dengan tambahan potongan panel supaya baut tersebut nantinya tidak melukai sang pengguna /  pemakainya.
















DAFTAR PUSTAKA

architectaria.com/mengenal-lebih-dekat-tentang-partisi-ruangan.html
ancu07.blogspot.com/2011/03/dinding-partisi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar